A. PENGERTIAN STRES
Stres
adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan,
atau suatu perubahan. Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran
yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat.
Situasi tersebut akan memicu respon tubuh, baik secara fisik ataupun
mental. Respon tubuh terhadap stres dapat berupa napas dan detak jantung
menjadi cepat, otot menjadi kaku, dan tekanan darah meningkat.
Stres sering kali dipicu oleh tekanan batin, seperti masalah dalam keluarga, hubungan
sosial, patah hati, cinta tak berbalas, atau masalah keuangan. Selain itu, stres juga bisa dipicu oleh
penyakit yang diderita. Memiliki anggota keluarga yang mudah mengalami
stres, akan membuat orang tersebut juga lebih mudah mengalami stres.
Setiap orang, termasuk anak-anak, pernah mengalami stres. Kondisi ini tidak
selalu membawa efek buruk dan umumnya hanya bersifat sementara. Stres akan
berakhir saat kondisi yang menyebabkan tekanan atau frustasi tersebut dilewati.
Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik serta melemahkan
daya tahan tubuh. Selain itu, stres juga dapat menimbulkan gangguan pada
sistem pencernaan dan sistem reproduksi. Orang yang mengalami stres secara
berkepanjangan biasanya juga akan mengalami gangguan tidur.
B. PENYEBAB STRES BAGI SISWA
Banyak hal yang dapat membuat orang menjadi stres. Tak
terkecuali dalam hal akademik, siswa mengaku bahwa stres
akademik dapat diprediksi berasal dari proses belajar untuk menghadapi ujian
serta kompetisi yang ketat di kelas serta kemampuan untuk menguasai materi yang
banyak dalam waktu yang singkat (Abouserie, 1994; Kohn & Frazer, 1986 dalam
Misra & Castillo,2004). Tad (Sudiana, 2007) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan stres akademik, diantaranya
adalah :
Perkembangan kognitif remaja menurut Jean Piaget, merupakan periode
terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan
operasional formal. Pada periode ini idealnya remaja sudah mampu mencapai tahap
pemikiran abstrak dan sudah mampu terbiasa berpikir kritis dan mampu
menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik. Budiutomo dan Bracht
menyatakan bahwa belum tercapainya perkembangan kognitif tersebut dapat
memunculkan pemikiran- pemikiran yang negatif seperti : kebiasaan menunda,
kelemahan dalam pengambilan keputusan, kecenderungan lupa atau lemahnya daya
ingat, kesulitan untuk berkonsentrasi, kehilangan harapan, berfikir negatif,
berputus asa, menyalahkan diri sendiri, dan kebingungan.
Lokasi Sekolah. Lokasi sekolah yang menimbulkan stres pada siswanya antara
lain : jarak yang jauh dengan tempat tinggal, dekat dengan pusat keramaian,
sering terjebak kemacetan, dan rawan kejahatan. Kondisi
Sekolah. Kondisi ruangan yang kurang memadai, seperti ruangan yang
terlalu sempit, penerangan yang kurang baik, ruangan yang kotor, ventilasi yang
kurang dan suasana yang gaduh dapat menyebabkan stres pada
siswa. Fasilitas sekolah yang tidak lengkap,
seperti tidak tersedianya lapangan untuk bermain,
dapat menimbulkan stres pada siswa karena dengan bermain dapat melepaskan
ketegangan yang dialami selama dikelas. Kondisi kelengkapan sarana umum seperti
WC, telepon umum, dan fotokopi dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan saat
berada di sekolah sehingga dapat memicu stres.
a.
Guru.
Sifat pribadi guru yang dapat memicu
stres pada siswanya antara lain kasar, suka marah, kurang
senyum, suka membentak, sinis, atau sombong, acuh, dan tidak adil. Sifat
pribadi guru yang demikian dapat menyebabkan ketidak
nyamanan dan ketidakharmonisan antara guru dengan siswa.
b.
Suasana atau kondisi di sekolah selalu diwarnai
olehkompetisi diantara siswa.
Bagi yang mampu mengelola stres, ia akan selalu terpacu dan terdorong oleh
keadaan demikian, namun bagi siswa yang kurang bisa mengatasi keadaan
tersebut maka akan menjadi suatu tekanan. Hubungan antar
siswa di kelas yang kurang hamonis dapat menimbulkan
ketidaknyamanan misalnya seperti kekerasan, saling
mengejek, suka mengganggu, pembuat onar, egois, sombong dan tidak adil.
c.
Kurikulum.
Bahan pelajaran yang berstandar tinggi atau sulit, pemadatan materi, serta
pelajaran tertentu seperti pelajaran eksakta, dapat menjadi sumber stres bagi
siswa.
d.
Tugas-tugas Sekolah.
Tugas-tugas yang terlalu banyak dan juga sulit, dapat
memicu terjadinya stres dikalangan siswa, hal tersebut disebabkan
tuntutan yang dihadapinya tidak didukung oleh sumber daya
yang dimilikinya.
e.
Ulangan.
Stres sering diartikan lebih sempit sebagai perasaan terancam yang disertai
usaha-usaha yang bertujuan untuk mengurangi ancaman ancaman yang datang. Bagi
kebanyakan siswa, ulangan menimbulkan ancaman kegagalan yang berusaha
diatasi dengan belajar. Pada situasi ujian, sebagian besar dari
mereka lupa atas apa yang telah mereka pelajari.
Ketegangan dapat dijadikan salah satu alasannya karena siswa cemas akan
kegagalan dalam ujian.
f.
Kegiatan Ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler yang padat dan banyak
dapat menjadi sumber stres, hal ini dikarenakan
siswa tidak
memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat untuk
melepaskan ketegangan fisik dan psikologisnya.
Hasil penelitian Schafer (Rafidah et al., 2009) menyatakan bahwa hal-hal
yang menyebabkan siswa merasa stres adalah stressor yang bersumber
dari masalah akademik seperti tekanan dalam belajar, waktu yang sangat
singkat, membuat makalah, ujian, serta pengajar yang membosankan. Dari sekian
banyak stresor tersebut, tes atau ujian merupakan penyebab utama dari stres
akademik yang mereka alami dan sebagian besar siswa terlihat lebih rentan
secara emosionaldalam menghadapi ujian.
Penelitian Agolla & Ongori (2009) juga
menyatakan bahwa faktor penyebab utama terjadinya stres akademik
dikalangan siswa adalah beban tugas akdemik, sumber daya yang tidak
memadai, motivasi rendah, terus menerus berada dalam situasi
akademik, ruangan yang terlalu sesak, serta ketidakpastian mendapatkan
pekerjaan setelah lulus sekolah.
C. CARA MENGATASI STRES BAGI SISWA
Stres bisa
menyerang siapa saja, mulai dari pekerja kantoran hingga pelajar sekolah. Namun
sebenarnya, jika Anda sudah bisa mengelola stres sejak masih duduk di bangku
sekolah, kemungkinan Anda akan lebih mampu mengatasi stres ketika dewasa.
Sebab, Anda sudah terbiasa dan tahu cara dalam menghadapi tekanan, tanpa harus
terpuruk. Oleh sebab itu, penting bagi pelajar untuk mengetahui kiat usir stres seperti yang dilansir dari Verywell
Mind berikut ini.
·
Tingkatkan kesadaran
spiritual
Penelitian menunjukkan, meningkatkan kesadaran
spiritualitas dapat membuat fisik dan mental menjadi lebih sehat. Banyak orang,
terutama manula, menggunakan doa sebagai penghilang stres utama dan strategi
untuk kesehatan emosional. Anda dapat menggunakan doa untuk meningkatkan sisi
kerohanian Anda, meluapkan segala tekanan, dan meditasi. Setelah beribadah,
biasanya kondisi pikiran dan tubuh akan jauh lebih tenang dan nyaman.
·
Selalu berpikir positif
Segala hal
yang dialami dalam hidup, baik yang menyenangkan atau tidak, sebenarnya
bergantung pada sudut pandang Anda. Melihat banyak hal dari berbagai sudut
pandang dan tak melulu berpikiran buruk terhadap orang lain, selain dapat
menurunkan kadar stres, juga bisa membawa Anda ke jalan yang lebih terbuka dan
lancar. Jadi selalu berpikir positif, ya.
·
Anggap masalah sebagai
tantangan, bukan ancaman
Jika Anda
mempertahankan sikap bahwa stres adalah tantangan—alih-alih ancaman—Anda akan
lebih mampu mengatasinya. Sebab, jika Anda mengatur pikiran bahwa masalah
adalah tantangan, Anda akan lebih siap untuk memecahkan masalah.
·
Lakukan hobi yang
menyenangkan
Menghindari
stres sepertinya tidak mungkin. Karena itu, cara yang bisa Anda terapkan adalah
mengimbangi segala tekanan di luar rumah dengan hobi menyenangkan yang bisa
Anda lakukan usai waktu sekolah. Lagipula, hobi, seperti menggambar, memelihara
hewan kesayangan, atau membuat masakan-masakan sederhana dapat menjadi pengalih
perhatian yang baik dari stres dan melatih Anda terus produktif sekaligus tetap
bahagia.
·
Tidur yang cukup
Jangan
membawa masalah Anda hingga waktu tidur. Sebab, tidur sangat penting bagi
kesehatan emosi dan fisik. Jika setelah memejamkan mata Anda masih kesulitan
untuk tidur, lakukanlah meditasi atau beribadah terlebih dulu untuk lebih
menenangkan pikiran sebelum Anda terlelap. Selain itu, kondisikan kamar dan
pencahayaan senyaman mungkin. Biasanya setelah tidur, Anda bisa lebih “santai”
dalam menanggapi banyak hal.
·
Berolahragalah bersama
teman-teman
Tidak ingin
langsung pulang setelah usai sekolah karena tidak ingin membawa masalah ke
rumah, boleh-boleh saja. Asal tidak pulang hingga larut malam, boleh kok,
mampir dulu ke lapangan basket, futsal, bulu tangkis, kolam renang umum,
bersama beberapa teman Anda untuk berolahraga sebelum pulang. Jadi ketika
sampai di rumah, meski badan terasa lelah, kadar stres sudah menurun. Setelah
itu, tidur malam pasti jadi lebih nyenyak.
Stres bisa
dialami oleh siapa saja, termasuk para pelajar sekolah. Keenam cara di atas,
bisa dilakukan untuk mengusir stres yang dialami para pelajar. Intinya, biasakan diri untuk mengatasi rasa stres
sejak muda dengan cara-cara yang positif. Dengan begitu, ketika dewasa nanti,
Anda sudah “tahan banting” menghadapi segala tekanan sekaligus terhindar dari
risiko depresi di kemudian hari.
http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/faktor-penyebab-stress-di-sekolah.html
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3619619/6-cara-usir-stres-bagi-pelajar-sekolah
Nama: Maeda Indra Gumilang
BalasHapusKelas: XII Tp2
Nama: Marwanto
BalasHapusKelas: XII TP2
Nama:Muhammad fahrully
BalasHapusKelas:XII TP2
Nama : hendra gunawan
BalasHapusKelas :XII TP 2
nama : Reza Amirul prastyo
BalasHapusKelas : XII TP2
Nama:Anggi rahadi
BalasHapusKelas:XII TP 1
Nama : Andri Pratama
BalasHapusKelas : Xll Tp1
Nama:robby setiawan
BalasHapusKelas:XII TP2
Nama: Antonius Oktavian Jethro
BalasHapusKelas: XII TP 1
Nama : Ega Ananta
BalasHapusKelas : XII TP 1