Jumat, 04 Desember 2020

STRES DAN CARA MENGATASINYA BAGI PELAJAR

 

A.    PENGERTIAN STRES

Stres adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat.

Situasi tersebut akan memicu respon tubuh, baik secara fisik ataupun mental. Respon tubuh terhadap stres dapat berupa napas dan detak jantung menjadi cepat, otot menjadi kaku, dan tekanan darah meningkat.



Stres sering kali dipicu oleh tekanan batin, seperti masalah dalam keluarga, hubungan sosial, patah haticinta tak berbalas, atau masalah keuangan. Selain itu, stres juga bisa dipicu oleh penyakit yang diderita. Memiliki anggota keluarga yang mudah mengalami stres, akan membuat orang tersebut juga lebih mudah mengalami stres.

 

Setiap orang, termasuk anak-anak, pernah mengalami stres. Kondisi ini tidak selalu membawa efek buruk dan umumnya hanya bersifat sementara. Stres akan berakhir saat kondisi yang menyebabkan tekanan atau frustasi tersebut dilewati.

Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik serta melemahkan daya tahan tubuh. Selain itu, stres juga dapat menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan dan sistem reproduksi. Orang yang mengalami stres secara berkepanjangan biasanya juga akan mengalami gangguan tidur.

 

B.     PENYEBAB STRES BAGI SISWA

Banyak hal yang dapat  membuat orang menjadi  stres. Tak terkecuali dalam hal akademik,  siswa  mengaku  bahwa stres akademik dapat diprediksi berasal dari proses belajar untuk menghadapi ujian serta kompetisi yang ketat di kelas serta kemampuan untuk menguasai materi yang banyak dalam waktu yang singkat (Abouserie, 1994; Kohn & Frazer, 1986 dalam Misra & Castillo,2004). Tad (Sudiana, 2007) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan stres akademik, diantaranya adalah :


1.  Aspek Kognitif

Perkembangan kognitif remaja menurut Jean Piaget, merupakan  periode terakhir  dan  tertinggi  dalam  tahap pertumbuhan operasional formal. Pada periode ini idealnya remaja sudah mampu mencapai tahap pemikiran abstrak dan sudah mampu terbiasa berpikir kritis dan mampu menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik. Budiutomo dan Bracht menyatakan bahwa belum tercapainya perkembangan kognitif tersebut dapat memunculkan pemikiran- pemikiran yang negatif seperti : kebiasaan menunda, kelemahan dalam pengambilan keputusan, kecenderungan lupa atau lemahnya daya  ingat, kesulitan untuk berkonsentrasi, kehilangan harapan, berfikir negatif, berputus asa, menyalahkan diri sendiri, dan kebingungan.

 

2.  Aspek Lingkungan Sekolah

Lokasi Sekolah. Lokasi sekolah yang menimbulkan stres pada siswanya antara lain : jarak yang jauh dengan tempat tinggal, dekat dengan pusat keramaian, sering terjebak kemacetan, dan rawan kejahatan. Kondisi   Sekolah. Kondisi  ruangan  yang kurang memadai, seperti ruangan yang terlalu sempit, penerangan yang kurang baik, ruangan yang kotor, ventilasi yang kurang dan suasana yang gaduh dapat menyebabkan stres  pada  siswa.  Fasilitas  sekolah  yang  tidak  lengkap, seperti  tidak tersedianya  lapangan  untuk  bermain,  dapat  menimbulkan stres pada siswa karena dengan bermain dapat melepaskan ketegangan yang dialami selama dikelas. Kondisi kelengkapan sarana umum seperti WC, telepon umum, dan fotokopi dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan saat berada di sekolah sehingga dapat memicu stres.

 

3.  Elemen Sekolah

a.       Guru.

Sifat pribadi guru yang dapat memicu stres pada siswanya antara lain  kasar,  suka marah,  kurang senyum, suka membentak, sinis, atau sombong, acuh, dan tidak adil. Sifat pribadi guru yang demikian dapat menyebabkan  ketidak  nyamanan dan ketidakharmonisan  antara  guru dengan siswa.

b.    Suasana atau kondisi di sekolah selalu diwarnai olehkompetisi diantara siswa.

Bagi yang mampu mengelola stres, ia akan selalu terpacu dan terdorong oleh keadaan demikian, namun bagi siswa yang kurang bisa  mengatasi keadaan tersebut maka akan menjadi  suatu  tekanan. Hubungan antar siswa di kelas yang kurang hamonis dapat menimbulkan ketidaknyamanan misalnya seperti  kekerasan,  saling  mengejek, suka mengganggu, pembuat onar, egois, sombong dan tidak adil.

 

c.    Kurikulum.

Bahan pelajaran yang berstandar tinggi atau sulit, pemadatan materi, serta pelajaran tertentu seperti pelajaran eksakta, dapat menjadi sumber stres bagi siswa.

d.   Tugas-tugas  Sekolah.

Tugas-tugas  yang  terlalu banyak dan juga  sulit, dapat memicu terjadinya stres dikalangan siswa, hal tersebut disebabkan tuntutan yang dihadapinya tidak didukung oleh sumber  daya  yang dimilikinya.

 

e.    Ulangan.

Stres sering diartikan lebih sempit sebagai perasaan terancam yang disertai usaha-usaha yang bertujuan untuk mengurangi ancaman ancaman yang datang. Bagi kebanyakan siswa, ulangan  menimbulkan ancaman kegagalan yang berusaha diatasi dengan belajar. Pada situasi ujian, sebagian  besar dari  mereka  lupa  atas  apa yang telah  mereka pelajari. Ketegangan dapat dijadikan salah satu alasannya karena siswa cemas akan kegagalan dalam ujian.

 

f.  Kegiatan Ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler yang  padat dan banyak  dapat  menjadi  sumber  stres, hal ini dikarenakan siswa tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat untuk melepaskan ketegangan fisik dan psikologisnya.

 

Hasil penelitian Schafer (Rafidah et al., 2009) menyatakan bahwa hal-hal yang  menyebabkan siswa merasa  stres adalah stressor yang bersumber dari masalah akademik seperti tekanan dalam belajar,  waktu yang sangat singkat, membuat makalah, ujian, serta pengajar yang membosankan. Dari sekian banyak stresor tersebut, tes atau ujian merupakan penyebab utama dari stres akademik yang mereka alami dan sebagian besar siswa terlihat lebih rentan secara emosionaldalam menghadapi ujian.

 

Penelitian  Agolla  &  Ongori (2009)  juga  menyatakan bahwa  faktor penyebab utama terjadinya stres akademik dikalangan siswa adalah beban tugas akdemik, sumber daya yang  tidak memadai,  motivasi  rendah, terus menerus berada dalam situasi akademik, ruangan yang terlalu sesak, serta ketidakpastian mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah.

 

C.    CARA MENGATASI STRES BAGI SISWA

Stres bisa menyerang siapa saja, mulai dari pekerja kantoran hingga pelajar sekolah. Namun sebenarnya, jika Anda sudah bisa mengelola stres sejak masih duduk di bangku sekolah, kemungkinan Anda akan lebih mampu mengatasi stres ketika dewasa. Sebab, Anda sudah terbiasa dan tahu cara dalam menghadapi tekanan, tanpa harus terpuruk. Oleh sebab itu, penting bagi pelajar untuk mengetahui kiat usir stres seperti yang dilansir dari Verywell Mind berikut ini.

·       Tingkatkan kesadaran spiritual

Penelitian menunjukkan, meningkatkan kesadaran spiritualitas dapat membuat fisik dan mental menjadi lebih sehat. Banyak orang, terutama manula, menggunakan doa sebagai penghilang stres utama dan strategi untuk kesehatan emosional. Anda dapat menggunakan doa untuk meningkatkan sisi kerohanian Anda, meluapkan segala tekanan, dan meditasi. Setelah beribadah, biasanya kondisi pikiran dan tubuh akan jauh lebih tenang dan nyaman.

·       Selalu berpikir positif

Segala hal yang dialami dalam hidup, baik yang menyenangkan atau tidak, sebenarnya bergantung pada sudut pandang Anda. Melihat banyak hal dari berbagai sudut pandang dan tak melulu berpikiran buruk terhadap orang lain, selain dapat menurunkan kadar stres, juga bisa membawa Anda ke jalan yang lebih terbuka dan lancar. Jadi selalu berpikir positif, ya.

·       Anggap masalah sebagai tantangan, bukan ancaman

Jika Anda mempertahankan sikap bahwa stres adalah tantangan—alih-alih ancaman—Anda akan lebih mampu mengatasinya. Sebab, jika Anda mengatur pikiran bahwa masalah adalah tantangan, Anda akan lebih siap untuk memecahkan masalah.

·       Lakukan hobi yang menyenangkan

Menghindari stres sepertinya tidak mungkin. Karena itu, cara yang bisa Anda terapkan adalah mengimbangi segala tekanan di luar rumah dengan hobi menyenangkan yang bisa Anda lakukan usai waktu sekolah. Lagipula, hobi, seperti menggambar, memelihara hewan kesayangan, atau membuat masakan-masakan sederhana dapat menjadi pengalih perhatian yang baik dari stres dan melatih Anda terus produktif sekaligus tetap bahagia.

·       Tidur yang cukup

Jangan membawa masalah Anda hingga waktu tidur. Sebab, tidur sangat penting bagi kesehatan emosi dan fisik. Jika setelah memejamkan mata Anda masih kesulitan untuk tidur, lakukanlah meditasi atau beribadah terlebih dulu untuk lebih menenangkan pikiran sebelum Anda terlelap. Selain itu, kondisikan kamar dan pencahayaan senyaman mungkin. Biasanya setelah tidur, Anda bisa lebih “santai” dalam menanggapi banyak hal.

·       Berolahragalah bersama teman-teman

Tidak ingin langsung pulang setelah usai sekolah karena tidak ingin membawa masalah ke rumah, boleh-boleh saja.  Asal tidak pulang hingga larut malam, boleh kok, mampir dulu ke lapangan basket, futsal, bulu tangkis, kolam renang umum, bersama beberapa teman Anda untuk berolahraga sebelum pulang. Jadi ketika sampai di rumah, meski badan terasa lelah, kadar stres sudah menurun. Setelah itu, tidur malam pasti jadi lebih nyenyak.

Stres bisa dialami oleh siapa saja, termasuk para pelajar sekolah. Keenam cara di atas, bisa dilakukan untuk mengusir stres yang dialami para pelajar. Intinya, biasakan diri untuk mengatasi rasa stres sejak muda dengan cara-cara yang positif. Dengan begitu, ketika dewasa nanti, Anda sudah “tahan banting” menghadapi segala tekanan sekaligus terhindar dari risiko depresi di kemudian hari.


 

http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/faktor-penyebab-stress-di-sekolah.html

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3619619/6-cara-usir-stres-bagi-pelajar-sekolah

 

 

 

10 komentar:

Silahkan Absen dikomentar ini dengan Format Nama Lengkap dan Kelas.